TATO NAGA

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Masukkan Code ini K1-AA7CF4-X
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Software Iklan Baris Massal

DesaIklan

klikbloger

bisnis paling gratis

peoplestring

Media Iklan PPC

KOMISI GRATIS

Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Senin, 06 September 2010

TRADISI TIONGKOK

Di dalam kebudayaan tradisional Tiongkok naga adalah binatang dewata pembawa berkah yang mengendalikan hujan. (AFP)


Meskipun ilmu pengetahuan meteorologi sangat maju, namun ramalan cuaca masih saja ada keterbatasannya. Dari dongeng sejak zaman Tiongkok kuno dikatakan naga mengendalikan hujan, sedangkan pada era ilmu empiris zaman modern ini, masih saja bermunculan kejadian aneh dan ganjil tentang kaitan naga dengan hujan. Ramalan cuaca hari ini memprediksi hujan akan berhenti, akan tetapi pada malam harinya masih saja hujan, kenapa? Orang zaman sekarang masih saja tidak terlalu jelas bilamana hujan turun, turun berapa lama, berapa lebat, faktor apakah telah membuahkan hasil yang bagaimana, banyak sekali gejala alam semesta, masih berupa misteri bagi umat manusia, iptek telah menempuh ribuan km dalam sehari, namun masih saja banyak fenomena yang tak mampu dipahami melalui iptek zaman sekarang ini,
ramalan cuaca hanya bisa dijadikan sebatas referensi saja.
Deng, petugas senior biro cuaca pusat Taiwan, membahas ilmu empiris yang dipergunakan oleh ramalan cuaca beserta kejadian aneh dan ganjil yang
berkaitan antara cuaca dan naga.
Titik buta ilmu empiris
Deng berkata, prinsip terjadinya hujan bagi orang zaman sekarang ialah menggunakan pemahaman proses sirkulasi memasak air, yakni kalau panas memuai dan menyusut di kala dingin, sesudah air mendidih, terbentuk uap air, menemui suhu dingin berubah membeku menjadi tetesan air, awan terbentuk oleh tetesan-tetesan air kecil-kecil melalui benturan secara perlahan membesar dan menggumpal, tumbuh semakin besar, kepadatannya semakin besar pula dan warnanya semakin menghitam, maka terbentuklah awan hitam, di saat pemampatan semakin berat dan tak lagi kuat terbebani maka turunlah ia dari langit yaitu yang kita kenal dengan hujan. Ini adalah penjelasan tentang hujan sesuai ilmu empiris. Akan
tetapi, kenapa uap air bisa berkumpul menjadi satu? Mengapa ia tidak bertebaran kemana-mana? Gumpalan awan itu kenapa tidak bisa berlarian ke tempat lain? Mengapa ia menetap di sana?
Untuk hal-hal seperti itu tidak ada penjelasan, hasil yang dilihat oleh mata membuat orang berpikir dan menetapkan hal itu adalah demikian adanya, sedangkan bagian yang tak dapat dijelaskan dan tak dapat dipahami, semuanya dikelompokkan sebagai gejala pembentukan “alam”, inilah titik buta ilmu empiris dewasa ini. Padahal di dalam ilmu empiris tersimpan secara laten konsep atheisme, turun hujan dianggap sebagai tindakan yang tidak berkesadar-an dan tidak ada kehidupan yang mengendalikannya, namun dongeng dan kenyataan menunjukkan, bahwa dalil ilmu empiris masih terdapat banyak titik-titik keraguan yang tak dapat diurai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jika ada kritik dan saran mohon konfirmasi